5 Mitos Seputar Tengkorak dan Faktanya

5 Mitos Seputar Tengkorak dan Faktanya

poltekkestasikmalaya.comTengkorak sering dianggap sebagai simbol horor atau hal-hal seram karena bentuknya yang khas dan sering muncul di film horor. Tapi, di dunia medis, tengkorak adalah struktur penting yang punya tugas vital: melindungi otak, pusat kendali seluruh tubuh kita. Sayangnya, banyak informasi soal tengkorak yang tersebar di masyarakat nggak semuanya akurat. Kadang malah lebih banyak mitos dibanding faktanya.

Karena itu, di artikel ini gue akan bahas 5 mitos umum seputar tengkorak dan membongkar faktanya satu per satu. Artikel ini gue tulis khusus buat kamu yang baca di poltekkestasikmalaya.com, biar kita sama-sama nggak gampang termakan isu dan makin paham soal tubuh kita sendiri, khususnya bagian kepala yang satu ini.

1. Mitos: Tengkorak Kita Bisa Retak Hanya Karena Terlalu Banyak Berpikir

Kedengarannya lucu, tapi percaya nggak percaya, ada yang percaya kalau mikir keras bisa bikin tengkorak ‘kepanasan’ dan retak. Padahal, otak kita emang bekerja keras tiap hari, tapi tengkorak punya sistem perlindungan yang kuat banget buat hal ini.

Faktanya: Tengkorak nggak akan retak cuma gara-gara mikir terlalu banyak. Tapi stres dan overthinking bisa bikin ketegangan otot di sekitar kepala dan leher, yang ujung-ujungnya bikin sakit kepala. Jadi, kalau kamu ngerasa “kepalanya mau pecah”, itu bukan karena tengkorak kamu retak, tapi lebih ke otot dan saraf yang tegang.

2. Mitos: Bentuk Tengkorak Menentukan Kepribadian

Dulu pernah populer teori yang bilang kalau bentuk tengkorak bisa menentukan sifat dan karakter seseorang. Teori ini dikenal dengan nama “phrenology”, dan sempat jadi tren di abad ke-19. Tapi sekarang udah nggak dianggap ilmiah lagi.

Faktanya: Nggak ada hubungan antara bentuk tengkorak dengan kepribadian seseorang. Bentuk kepala lebih ditentukan oleh faktor genetik dan perkembangan saat masih bayi, bukan oleh karakter atau nasib seseorang. Jadi kalau ada yang bilang “bentuk kepala lo keras, pasti keras kepala”, itu cuma mitos.

3. Mitos: Tengkorak Bayi Itu Lunak dan Berbahaya Dipegang

Banyak orang tua baru takut banget pegang kepala bayinya karena katanya tengkorak bayi masih lunak dan gampang rusak. Padahal ini nggak sepenuhnya benar. Kepala bayi memang punya bagian lunak yang disebut ubun-ubun, tapi bukan berarti nggak boleh disentuh sama sekali.

Faktanya: Tengkorak bayi memang belum menyatu sempurna karena memberi ruang untuk pertumbuhan otak. Tapi selama kamu menyentuhnya dengan lembut dan hati-hati, itu nggak akan bahaya. Bahkan, dokter sering memeriksa bagian ubun-ubun buat tahu kondisi kesehatan bayi.

4. Mitos: Tengkorak Semua Orang Sama

Ada yang percaya kalau semua manusia punya bentuk dan ukuran tengkorak yang sama, karena pada dasarnya semua orang punya otak dan kepala. Tapi faktanya nggak sesimpel itu.

Faktanya: Setiap orang punya bentuk dan ukuran tengkorak yang berbeda. Ini dipengaruhi oleh genetik, jenis kelamin, dan faktor etnis. Bahkan, dalam dunia forensik, tengkorak bisa jadi petunjuk penting buat mengidentifikasi seseorang. Jadi, walaupun sama-sama manusia, tengkorak kita tetap punya keunikan masing-masing.

5. Mitos: Kalau Tengkorak Nggak Berdarah, Berarti Aman

Ini mitos yang cukup bahaya. Banyak orang yang jatuh atau terbentur kepala tapi karena nggak ada luka atau darah, langsung mikir “oh, aman nih”. Padahal trauma kepala bisa aja terjadi tanpa luka luar sama sekali.

Faktanya: Cedera di kepala bisa terjadi di dalam tengkorak tanpa tanda-tanda luar seperti pendarahan. Misalnya, gegar otak atau perdarahan dalam bisa terjadi tanpa kelihatan dari luar. Itulah kenapa penting banget buat tetap periksa ke dokter kalau habis terbentur kepala, walaupun kelihatannya baik-baik aja.

Penutup

Tengkorak emang sering jadi bahan pembicaraan karena bentuknya yang unik dan fungsinya yang penting. Tapi jangan sampai kita termakan mitos yang nggak berdasar. Lewat artikel ini di poltekkestasikmalaya.com, semoga kamu jadi makin paham dan bisa bedain mana informasi yang benar dan mana yang cuma omongan turun-temurun.

Jadi, mulai sekarang kalau denger mitos soal tengkorak, kamu udah punya senjata buat menjelaskannya pakai fakta. Karena menjaga kesehatan itu bukan cuma soal fisik, tapi juga soal pengetahuan yang bener.